Jumat, 19 Maret 2010

askep pada hipertiroidisme

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTIROIDISME

Pada kesempatan ini kita bahas masalah asuhan keperawatan pada klien dengan hipertiroidisme, pada askep pasien hiperthiroidisme yang ada dibawah ini untuk diagnosa dan penatalaksanaan keperawatan tidak selalu ada pada setiap pasien dengan hipertiroidisme, jadi nanti coba telaah lebih lanjut ya….
penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormon, pada penyakit ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep hipertiroid yang komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi

A. DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. (Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)

B. ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain:
- Herediter
- Toksik Adenoma
- Tumor kelenjar hipofise
- Tiroiditis sub akut
- Kanker tiroid
- Terapi hormon tiroid berlebihan
(Price A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)

Faktor resiko
- Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
- Pada usia lebih dari 50 tahun
- Post trauma emosional
- Peningkatan stress
(Sumber : Long C, Barbara 1996 hal 109)

C. MANIFESTASI KLINIS
- Apatis
- Mudah lelah
- Kelemahan otot
- Mual
- Muntah
- Gemetaran
- Kulit lembab
- Berat badan turun
- Takikardi
- Mata melotot, kedipan mata berkurang
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)






D. POHON MASALAH





E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiriditis
- T3 dan T4 serum : meningkat
- T3 dan T4 bebas serum : meningkat
- TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
- Tiroglobulin : meningkat
- Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH
- Ambilan tiroid 131 : meningkat
- Ikatan protein sodium : meningkat
- Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
- Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
- Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
- Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI
- Kateklamin serum : menurun
- kreatinin urin : meningkat
- EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
(Sumber : DoengesE, Marilynn,2000 hal 711)

F. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat – obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.
2. Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah
3. Pengobatan dengan yodium radioaktif
(Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)

G. KOMPLIKASI
- Penyakit jantung
- Gagal ginjal kronis
- Fraktur
- Krisis tiroid
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319)

H. PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif: Insomnia, sensitivitas meningkat Otot lemah, gangguan koordinasi Kelelahan berat
Data obyektif: Atrofi otot
2. Sirkulasi
Data Subyektif: Palpitasi, Nyeri dada
Data obyektif: Disritmia (fibrilasi atrium), irama galop, murmur, Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat, Sirkulasi kolaps.
3. Integritas ego
Data Subyektif: Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik
Data obyektif: Emosi labil (euforia sampai delirium), depresi
4. Eliminasi
Data Subyektif: Urin dalam jumlah banyak, Perubahan dalam feses : diare

5. Makan/ minum
Data Subyektif: Kehilangan BB yang mendadak, Nafsu makan meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan. Mual muntah
Data obyektif: Pembesaran tiroid, goiter, Edema non pitting terutama daerah pretibial
6. Sensori neural
Data obyektif: Bicara cepat dan parau, Ganggguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorentai, gelisah, peka rangsang, delirium, sikosis, stupor,koma, Tremor halus pada tanan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak, Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif: Nyeri orbital, fotofobia
8. Respirasi
Tanda:
- Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea
- Dispnea

9.Keamanan
Data subyektif:
- Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan
- Alergi terhadapiodium 9 mungkin digunakan pada pemeriksaan)
Data obyektif:
- Suhu meningkat diatas 37,4 C, diaphoresis
- Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus
- Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kinjungtiva dan berair. Pruritus, lesi eritema ( sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah
10. Seksualitas
Data obyektif; Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten
11. Penyuluhan/ pembelajaran
Subjektif Data :
- Riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid
- Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian
- riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung trauma, pemeriksaan rontgen dengan zat kontras
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 708 -709)

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan Pasien / criteria evaluasi ;
mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik,tidak ada disritmia
Intervensi :
- Independen
- Pantau TTV. Perhatikan besarnya tekanan nadi
- Periksa /teliti kemungkinan nyeri dada yang dikeluhkan pasien
- Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur
- Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanyairamagallop dan murmur sistolik
- Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya disritmia
- Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering, nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi
- Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung
- Kolaborasi
- Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi
- Berikan obat sesuai dengan indkasi:
o Penyekat beta seperti: propanolol (inderal0, atenolol (tenormin), nadolol (corgard)
o Hormon tirid antagonis seperti propiltirourasil (PTU), metimazol (tapazole)
o Natriun iodida (lugol) atau saturasi kalium iodide
o RAI (131 InaL atau 125 InaL)
o Kortikosteroid
o Digoksin
o Furosemid
o Asetaminofen
o Relaksan otot
- Pantau hasil pemeriksaan lab : kalium serum, kalsium serum,kultur sputum
- Lakukan pemantauan EKG secara teratur
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Siapkan untuk pembedahan
2. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
Dibuktikan oleh :
- Mengungkapkan sangat kurang kekurangan energi untuk mempertahankan utinitas umum, penurunan penampilan
- Labilias/pekarangsang emsional, gugup, tegang
- Perilaku gelisah
- Kerusakan kemampuan untuk konsentrasi
Tujuan Pasien / criteria evaluasi ;
- Menungkapkan secara verbal tentang peningkatan energy
- Menunjukkkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivits
Intervensi
- Independen
- Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas
- Catat perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosis
- Ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori, warna-warna yang sejuk dan situasi yang tenang
- Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat tidur jika memungkinkan
- Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti masage/sentuhan, bedak yang sejuk
- Memberikan aktivits pengganti yang nyaman seperti membaca, mendengarkan radio
- Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien. Diskusikan cara untuk berspon terhadap perasaan tersebut
- Diskusikan dengan orang dekat tentang keadaan kelelahan dan emosi yang tidak stabil
- Kolaborasi
- Berikan obat sesuai indikasi sseperti sedatif : fenobarbital (luminal)

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan BB)
Tujuan pasien / criteria evaluasi
- Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi
Intervensi
- Independen
- Auskultasi bising usus
- Catat dan laporkan adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen, munculnya mual-muntah
- Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang bb setipa hari serta laporkan adanya penurunan BB
- Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna
- Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diare
- Bicara dengan nada normal
• Kolaborasi :
- Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidart dan vitamin
* Berikan obat dengan indikasi:
a. glukosa,vit B kompleks
b. Insulin (dengan dosis kecil)


DAFTAR PUSTAKA
Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995
Hudak & Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekaatan Holistik, Edisi 6, Volume II, Jakarta, EGC,1996
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Jakarta, EGC ,2002
Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2000
http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-hipertiroidisme.html di Akses pada tanggal 19 Maret 2010 Pukul 17.15 WIB a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SAVE COMENT